How and What Boring Is?



Assalamu'alaikum! What's up guys?
Pastinya baik - baik aja kan? Masih belum bosen kan baca Blog Medhisa kan?
Oh ya, Ngomong - ngomong masalah bosen, kali ini Blog Medhisa menyajikan artikel tentang bosan dan cara mengatasinya. Nah penasaran kan? Makanya ayo baca!


Kamu pernah merasa serba suntuk dengan apa yang ada di sekelilingmu? Mau melakukan ini atau itu kok jadi serba salah. Kayaknya rutinitas yang kamu lakukan enggan untuk kamu lakukan lagi. Kalau kamu mengalami ini, hati-hati Non! Itu tanda-tanda kamu dihinggapi virus jenuh.

Kejenuhan memang bisa hinggap pada siapa saja. Orang yang super sibuk dengan aktivitasnya, suatu saat bisa jadi jenuh. Begitu pula orang yang terbiasa santai, tiap harinya hanya diisi dengan rasa tenang, bisa jadi akan sampai pada titik jenuh. Parahnya lagi, kejenuhan itu kadang datang seenaknya, bahkan tak jarang dia nongol disaat kita butuh suasana yang fit dan fresh.

Bayangkan, ketika kamu mau menghadapi ulangan fisika yang ngapalin banyak rumus dan hitungannya super njlimet, mustinya kamu membutuhkan konsentrasi yang ekstra. Tapi apa daya, otakmu tiba-tiba unjuk rasa, mogok kerja. Dipaksa menyelesaikan tugas PR dan ujian pada hari itu juga. Apa jadinya kalau begitu? Udah pekerjaan nggak selesai, ujian bisa jadi awut-awutan nilainya. Dari males sampai stress Rasa jenuh yang menggelanyuti diri kita memang sering membuat kacau. Contohnya seperti diatas tadi. Gara-gara jenuh nilai ujian bisa jeblok. Pekerjaan lain yang ditargetkan akan memuaskan hasilnya bisa porak poranda kalau si jenuh sudah datang. Dalam kondisi jenuh begini, biasanya fisik juga ikut-ikutan lemas.


Konon menurut ahli jiwa, kejenuhan punya pengaruh besar pada kondisi fisik. Bedanya kalau fisik yang bermasalah, bisa teratasi dengan istirahat yang cukup. Sedangkan kejenuhan belum tentu bisa terobati walaupun sudah dibawa tidur. Ketika jenuh mulai melanda rasa malas gaibnya bakal ikut nimbrung. Dan lama-lama jika tidak kuat iman badan rasanya sudah tidak mau diajak beraktivitas. Santai, berleha-leha, bergolek-golek di sofa, Cuma itu yang ingin dilakukan. Bila kondisi jenuh ini terus berkelanjutan bisa parah. Seseorang yang dicekam kejenuhan hatinya tidak akan merasa nyaman, Semua yang akan dilakukan terasa hambar, kelesuan dan kelemasan yang ada malah bisa mendatangkan kebingungan yang tidak menentu. Ini salah, itu salah, Kalau nggak malu rasannya pengin teriak-teriak, tak heran kejenuhan berakhir dengan stress.

Jenuh, Why?

Banyak hal yang menyebabkan kunci pembuka bagi masuknya kejenuhan pada diri seseorang. Seabreg aktivitas yang terlalu full bisa menjadi salah satu faktornya. Sebagai contoh, kalau kamu termasuk gadis yang punya jadwal super ketat. Sudah belajar dari pagi sampai siang, setiap sore harus bergelut dengan les tambahan. Berhubung kemampuan diri seseorang itu terbatas, akibatnya kamu akan merasakan lesu dan lelah terus-terusan. Jika dibiarkan lama-lama kamu bisa jenuh, kelewat jenuh malah.

Sebetulnya kalau sekadar jadwal padat mungkin tidak terlalu membuat masalah. Tapi ketika jadual yang padat dan terus berkutat dari itu ke itu lagi dijalani berulang-ulang, ini yang berpeluang besar menimbulkan boring, tidak adanya fresh air di sela-sela aktivitas rutin dan kurangnya motivasi yang benar, itulah yang membuat orang akhirnya jadi jenuh. Teranyata bukan karena semangat besar dan terlalu sibuk saja yang membuat orang jadi jenuh. Kamu yang terlalu santai pun bisa bernasib sama. Bahkan kondisi santai inilah yang paling sering membuat remaja seusia kamu mengeluh suntuk. Habis, gara terlalu nyantai, belajar ditumpuk-tumpuk. Begitu dekat ujian, terpaksa harus menghafal dengan SKS alia system kebut semalam. Walhasil, bagaimana tidak akan jenuh, kalau hafalan yang segunung itu harus ditelan semalam suntuk.

Hal lain yang menyebabkan orang bisa terperangkap dalam kejenuhan adalah kegagalan. Kegagalan memang sangat menyakitkan. Apalagi kalau orang sudah berusaha setengah hidup tapi nyatanya masih harus gagal terus. Semua usaha jadi terasa sia-sia. Sebagai pelarian, maunya berlama-lama mendekam dalam kamar dengan kekecewaan yang mendalam. And, buntutnya jenuh juga.

Biarkan jenuh berlalu. Kejenuhan tentunya tidak layak untuk dipertahankan terus-terusan bercokol dalam diri kita. Pasalnya, semakin lama ia bersarang, bisa melenyapkan semangat. Kalau kamu sampai kehilangan semangat, itu artinya kamu telah kehilangan banyak hal dalam hidup ini.
Saydina Ali bin Abi Thalib Ra pernah berkata "Sesungguhnya hati ini akan merasa bosan sebagaimana bosannya badan ketika sering melakukan suatu pekerjaan. Maka carilah untuk menghindarinya dengan bijaksana" Dari perkataan beliau itu, kita mendapatkan pelajaran yang berharga, bahwa untuk mengatasi kejenuhan tidak sembarang dengan aktivitas, maka ketika kamu memutusakan untuk mengusir si jenuh dengan pergi ke diskotik, supaya bisa jingkrak-jingkrak di bawah siraman cahaya dan musik yang berdetup kencang, dengan maksud untuk mencairkan kesumpekan yang mampet di kepala, ini jelas bukan tindakan yang bijaksana. Apalagi kalau sampai berurusan dengan obat-obat penenang. Begitu juga kalau kamu memilih pergaulan bebas dengan cowok-cowok berandal sebagai pelampiasan kejenuhanmu bergaul dengan teman-teman puteri yang pada kemayu. Harap kamu tahu, meskpun dengan dalih niat baik, kalau perbuatanya menyimpang dari Islam jatuhnya juga dosa. Dan yang jelas kamu tidak akan bisa menyelesaikan masalahmu.

Kalau kamu mau, sebenarnya banyak hal positif yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa jenuh. Salah satunya dengan membuat suasana baru. Secara psikologis, keaktifan diri seseorang untuk beradaptasi dengan suasana baru bisa mencairkan rasa jenuh. Caranya, bisa saja dengan mengubah tata letak ruangan kamar, jadual belajar. Seandainya kamu terbiasa belajar di tengah malam atau menjelang subuh. Suasana baru bisa juga kamu peroleh dengan cara mengontak orang-orang yang sudah lama tidak kamu temui. Bersilaturahmi-lah ke rumah kerabat dan sanak famili yang jarang sekali kamu kunjungi. Bisa juga dengan mengontak teman-teman lama semasa di SMP atau di SD dulu. Selain untuk menyambuh ukhuwah, hal ini juga terbukti bisa meredam rasa jenuh. Ketika suasana baru sudah didapat, kamu bisa memulai semua aktivitas dengan semangat baru pula. Jangan biarkan semangat itu redam lagi gara-gara sikap rutinitas kamu. Semua pekerjaan yang dilakukan karena rutinitas biasanya memang berakhir dengan kejenuhan.

Maka, buatlah motivasi yang kuat setiap akan bertindak. Perlu kamu ketahui, kekuatan paling besar yang mendorongmu bertindak positif adalah kekuatan rohanimu, yaitu kesadaran hubunganmu dengan Allah, Sang Pencipta. Artinya kamu menyadari bahwa semua yang kamu lakukan, misalnya kesibukan belajar, merupakan aktivitas yang diperintahkan Allah. Dan kamu melakukan itu karena semata-mata hanya karena mengharap ridhlo Allah, bukan sekedar untuk bersaing dan menggunguli orang lain malah bisa jadi otak tegang. Memang sih tidak mudah punya sikap seperti ini, pasalnya kesadaran hubungan dengan Allah bukan bentukan asli dari diri manusia. Perlu dibentuk dan diusahakan menjelma pada diri kita. Usahanya tentu saja dengan senantiasa melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan Allah. Maka, kamu memang perlu memperbanyak amalan yang disukai Allah, agar semakin dekat padaNya.

Percaya deh, semakin jauh dari Allah, rasa jenuh juga bakal makin menggelayut. Buktinya, kejenuhan sering dating di kala kamu sedang kedatangan tamu bulanan. Kenapa bisa terjadi begitu? Karena biasanya pada saat itu, kamu kurang dekat dengan Allah. Merasa dekat dengan Allah saja belum cukup, kalau waktu beraktivitas, kamu tidak punya perencanaan yang matang. Pekerjaan-pekerjaan yang mendadak, terburu-buru dan numpuk jelas bakal membuat suntuk. So, alangkah baiknya kalau kamu membiasakan diri membuat rencana aktivitas. Seaindainya rencanamu menemui kegagalan, tidak perlu menyibukkan diri dengan kegagalan itu. Apalagi kalau sampai kamu terus-terusan kecewa, mengurung diri. Juga jangan coba-coba mentolerir rasa kecewa itu dengan bermalas-malasan kamu tidak ingin terbentur pada situasi yang menjenuhkan lagi. Sedikit saja kamu bertoleransi mengikuti kehendak hati untuk ogah-ogahan, akibatnya akan jadi berkepanjangan.

Yang kamu perlukan dalam kondisi begini, justru bergerak. Buatlah aktivitas, agar kamu tidak tambah kecewa mengingat kegagalan. Buatlah kegagalan demi kegagalan itu sebagai guru, agar kamu bisa bertindak lebih tepat di masa yang akan dating. Lagipula, Allah pun tidak akan melihat hasil pekerjaanmu, tapi yang akan Allah nilai adalah usaha yang telah kamu lakukan. Dengan sabar dan usaha yang maksimal, itulah yang akan membuat baik catatanmu dalam pandangan Allah, jangan lupa mengkoreksi dan mengavaluasi seluruh aktivitasmu. Bila ternyata belum maksimal, ricek lagi dari mulai dari perencanaan sampai pelaksanaanya. Jika perlu kamu bisa mengubah rencana semula, kalau memang itu lebih baik. Pokoknya kamu bisa all out dalam seluruh aktivitasmu. Dan laluilah hari-harimu dengan mulus, tanpa harus diganggu dengan rasa jenuh. Ya, biarkan saja si jenuh berlalu.

Semoga kamu bisa mengatasinya! Allahu Akbar!
(Ina) Disadur dari Permata 25/V Januari 1998

Comments

Popular posts from this blog

Hikmah Gempa Pulau Sumatra

Lagu Mars HIPISA